Bercak merah bisa berasal dari vasodilatasi pembuluh kapiler, sehingga terdapat warna merah pada permukaan kulit. Penyebabnya bias dikarenakan adanya proses inflamasi dalam tubuh. Dimana terdapat antigen yang masuk kemudian sistem imun tubuh melawan dengan mengeluarkan mediator-mediator inflamasi dalam proses inflamasi, dan salah satu tanda dari proses inflamasi itu adalah vasodilatasi pembuluh kapiler. Bercak merah juga bias dikarenakan pecahnya pembuluh darah di perifer, yang mengakibatkan erythrosit keluar dari pembuluh darah, sehingga memunculkan warna merah di permukaan kulit. Untuk membedakan kedua hal tersebut, bisa dilakukan pemeriksaan diaskopi. Pada permukaan kulit yang terjadi perubahan warna menjadi merah tersebut ditekan menggunakan object glass, jika setelah penekanan tersebut terjadi perubahan warna dari merah menjadi pucat, maka hampir bias dipastikan penyebab kemerahan tersebut adalah vasodilatasi pembuluh kapiler. Namun, jika warna merah tersebut tetap dan tidak berubah, kemungkinan bias dikarenakan erythrosit yang keluar dari pembuluh darah.
Kulit bersisik (squama)
Kulit mengalami proses ceratinisasi karena adanya proses mitosis secara terus menerus, yang dilakukan oleh stratum germinativum yang terdiri atas stratum basale dan bagian bawah stratum spinosum. Proses pergantian ini berlangsung setiap 15-30 hari. Namun pada beberapa kasus penyakit kulit ditemukan adanya sisik atau squama, hal ini bias disebabkan karena pemendekan siklus (hanya 3-4 hari) atau peningkatan jumlah sel yang berproliferasi di stratum germinativum ini. (jancuira,..). akibatnya kulit di permukaan luar belum mengelupas karena belum saatnya tergantikan atau masih tebal, namun dari dalam sudah ada sel-sel ceratinosit yang siap menggantikan. Sehingga, timbullah squama tersebut.
Rasa gatal dan ingin menggaruk
Rasa gatal ini bias disebabkan oleh berbagai hal, antara lain: 1. Prurireseptin Biasanya terdapat organism penyebab, contohnya scabies. 2. Psikogenik Tidak ada rangsang apapun namun pasien merasakan gatal. 3. Neuropatik Karena ujung sara merasakan rangsang gatal. 4. Neurogenik Karena adanya mediator. Pada pasien ini kemungkinan dikarenakan neuropatik, jadi apapun rangsang yang diberikan, ujung saraf menerima sebagai rangsang gatal. Banyak penyakit kulit yang disertai gejala seperti ini.
Central healing (-)
central healing merupakan suatu ujud kelainan kulit dimana pada suatu lesi tampak bagian tengahnya bersih, seolah-olah sudah sembuh, sedangkan bagian tepinya terlihat aktif. Central healing (+) biasanya khas didapatkan pada kelainan kulit yang disebabkan oleh jamur. Jika central healing (-) kemungkinan ujud kelainan kulitnya lesi yang merata dan tidak berbatas tegas, dan kemungkinan penyebabnya bukan berasal dari fungus.
Keluhan muncul di daerah siku, lutut, kulit kepala, dan punggung bawah.
Beberapa penyakit kulit sering kali bermanifestasi di daerah-daerah tersebut, hal ini dikarenakan daerah tersebut bagian kulit yang sangat sering terjadi trauma. Baik dengan benda-benda sekitar, pakaian, penutup kepala atau benda lain yang memungkin terjadi kontak dengan agen penyebab kelainan kulit tersebut.
Kakek pasien juga sakit serupa
Banyak penyakit kulit yang tidak bias dijelaskan etiologi dan cara penyebarannya. Namun ada dugaan bahwa penyakit kulit juga berhubungan secara herediter. Ada yang menyebutkan bahwa hubungannya adalah autosomal dominan . namun ada juga yang menyebutkan bahwa factor genetik yang berhubungan adalah HLA. (Djuanda Adhi, 1987)
Keluhan sering kambuh kembali
Pada penyakit kulit sering dijumpai fenomena dimana pada daerah tubuh yang sama dengan penyebab yang berbeda bias menimbulkan manifestasi klinik yang sama, sedangkan dengan penyebab yang sama namun menyerang daerah tubuh yang berbeda bias meyebabkan manifestasi klinik yang berbeda. Kemungkinan ini juga bias dipertimbangkan pada kasus di skenario ini, mungkin pada pengobatan-pengobatan sebelumnya kurang tepat atau hanya mengobati simptomatis saja. Selain itu, diyakini bahwa faktor fisik turut menyumbang andil terhadap adanya penyakit kulit yang residif. Dilaporkan adanya infeksi fokal (tonsilitis) menyebabkan psoriasis, dan sembuh setelah dilakukan tonsilektomi. (Djuanda Adhi, 1987)
Dari berbagai gejala tersebut ada beberapa diagnosis banding yang dipertimbangkan, antara lain: PSORIASIS
1. Etiologi Belum jelas.
Ada yang menyebutkan factor genetik ada pula yang menyebutkan karena factor imunologik.
2. Gx klinis
Ada 3 gejala yang biasa ditemukan pada psoriasis
a. Fenomena tetesan lilin
Ketika lesi digores terdapat warna putih, seperti saat menggores lilin.
b. Auspitz sign
Jika squama dikerok sampai dasar tanpa melukai kulit, maka akan tampak bintik-bintik kemerahan. Yang disebabkan karena proses papilomatosis, yaitu peninggian papilla dermis karena peningkatan jumlah sel keratinosit di stratum basalis yang mengalami proliferasi dalam proses ceratinisasi.
c. Kobner sign
Bukan merupakan tanda yang khas pada psoriasis, karena juga terdapat pada penyakit kulit yang lain. Yaitu rasa gatal pada kulit yang normal, dan tidak terdapat lesi.
3. Pmx tambahan
Untuk psoriasis ada pemeriksaan tambahan yang bias dilakukan, yaitu pemeriksaan histopathology. Di sini bias ditemukan gambaran khas paraceratosis dan acantosis. Di stratum spinosum ada abses Munro. Di sub epidermis ada papilomatosis dan vasodilatasi.
4. Tx
a. Sistemik - Corticosteroid - Sitostatik - Levodopa
b. Topical - Preparat ter - Corticosteroid - Penyinaran
PITIRIASIS ROSEA
1. Etiologi
Belum jelas, cara infeksi juga belum jelas. Ada hipotesis penyebabnya adalah virus.
2. Gejala Klinis
Ada lesi primer berukuran kurang lebih 3 mm, 4- 10 hari kemudian diikuti tumbuhnya lesi-lesi selanjutnya.
3. Terapi
-gatal diberkan sedativa - topical diberi bedak salicillat yang dibubuhi mentol 0,5-1%
ERYHTRODERMA
1. Etiologi
a. Alergi obat
b. Penyakit kulit yang meluas
c. Penyakit lain
2. Gejala Klinis Adanya kelainan kulit eritema universalis dan disertai squama yang meluas ke hampir atau seluruh bagian badan.
3. Terapi
a. Corticosteroid
b. Diet tinggi protein
c. Salap lanolin 10% atau krim urea 10%
DERMATITIS SEBORIC
1. Etiologi
Penyebabnya belum diketahui pasti, faktor predisposisinya ialah faktor konstitusi status seboroik yang rupanya diturunkan walau belum jelas mekanismenya.
2. Gejala Klinis
Terdapat erythema dan squama yang berminyak dan berwarna kekuningan, batas kurang agak kurang tegas. Predileksi di daerah-daerah seboroika.
3. Terapi
a. Faktor predisposisi diperhatikan, seperti stress emosional dan kurang tidur.
b. Diet, sebaiknya rendah lemak.
GEJALA
|
PSORIASIS
|
PITIRIASIS ROSEA
|
ERITRODERMA
|
DERMATITITS SEBOROICA
|
eritem
|
V
|
V
|
V
|
V
|
Squama
|
-Berlapis,
- kasar,
- seperti mika
|
Halus di pinggir
|
Tebal
|
Berminyak kekuningan
|
Gatal
|
V
|
V
|
-
|
v
|
Predileksi
|
-Scalp,
-perbatasan scalp dengan wajah
-ekstremitas
-siku,lutut
-punggung bawah
|
-lengan
-paha
-bag lipatan kulit
|
Seluruh tubuh
|
Daerah seboroica
-supraorbital
-liang telinga luar
-nasolabia;
-daerah sterna
-di bawah mammae
-areola mammae
-interscapuler
-umbillicus
-lipat paha
-anogenital
-pipi,hidung,dahi
|
Central healing
|
-
|
?
|
?
|
?
|
Ukuran lesi
|
Variasi
-lenticular
-numular
-plakat
|
Anular
|
-
|
-
|
Di atas merupakan diagnosis differential yang paling mendekati dari scenario yang ada, namun untuk penegakan diagnosis dan penatalaksanaan yang pasti masih diperlukan pemeriksaan tambahan serta anamnesis lebih mendalam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar