Jumat, 20 Januari 2012

Surat untuk Dewi Lestari



Untuk Blog Contest Mizan.com


Dear Dewi Lestari,

Senang sekali. Jika mention di twitter hanya bisa 140 huruf, di sini bisa menulis sepuasnya sampai 3000 karakter.

Mungkin aku bukan pembaca setiamu, karena banyak sekali orang-orang yang membaca semua karyamu, menyimpan novel tulisanmu sebagai koleksi kesayangan mereka, dan selalu menunggu-nunggu kapan buku barumu akan menetas.

Yah, aku cuma punya beberapa bukumu. Aku membaca bukan karena kegilaanku padamu. Aku membaca karena ingin tahu. Jenis tulisan seperti apa yang ditetaskan oleh seorang Dewi Lestari.

Dan memang, ada satu cerita yang seperti masuk ke alam bawah sadarku. Aku menangis membacanya, tapi yang aku herankan, aku menangis bukan sebagai tokoh tersebut. Aku menangis, sebagai diriku sendiri. Bahkan aku marah. Seharusnya cerita itu tidak cukup sampai di situ, masih banyak hal yang belum kau selesaikan begitu saja, Dewi.

Karena aku tidak bisa menemui mereka,tolong sampaikan ya.

Untuk Kugy
"Hei Kugy, kamu jangan seperti itu. Awalnya aku setuju denganmu, bahwa untuk menjadi seseorang yang kita inginkan, kadang kita harus berputar menjadi orang lain terlebih dahulu. Tapi tidak berarti itu juga bisa digunakan untu urusan percintaan kamu ya..Agar bisa bersama Keenan, kisah kamu berputar-putar. Dan kau tahu, terlalu banyak yang tersakiti karena kamu. Ojos, Remi, Luhde.. Apa artinya menemukan cinta jika orang lain harus menangis."

Untuk Keenan
"Kadang cinta memang harus diperjuangkan, Nan. Namun jangan sampai cintamu itu menyakiti hati orang lain. Terlalu banyak yang harus orang lain beri untuk kamu. Penyelesaian yang kamu pilih, hanya menyelesaikan masalahmu seorang. Kamu juga harus memikirkan orang lain. Kamu tidak bisa meninggalkannya begitu saja."

Dewi, maaf harusnya aku memanggilmu kakak aku sempat berfikir aku juga merupakan utusan Dewa Neptunus, seperti Kugy. Rasanya gatal sekali untuk segera memberi tahu dia, tentang protesku tadi. Nyaris saja kutulis semua protesku ini di kertas, yang kemudian aku lipat berbentuk perahu dan kuhanyutkan ke sungai dekat kampusku.

Beruntung sekarang aku bisa menulis surat untukmu Dewi, karena sungai dekat kampusku alirannya sangat deras, aku takut.
Tolong beritahu mereka semua, lalu tuliskan kembali untukku lewat Perahu Kertas-mu yang kedua. :)

Yours sincerely,  
Yeny Ristaning Belawati
Untuk: mizan.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
blogger template by arcane palette