Metode untuk diagnosis virology:
1. Kultur sel (gold standar)
2. Mikroskop electron
3. Mikroskop cahaya(indirect)
Ditemukan inclution bodies, multinuclear cell, synticial cell.
4. Pemeriksaan sitologi
5. Pemeriksaan histology
6. Teknologi microarray
7. Deteksi asam nukleat
8. Serologi
Pemeriksaan serologi
• Untuk mendiagnosis infeksi akut atau kronis, bisa juga untuk determinasi antigen-antibodi pada virus tertentu.
• Penting untuk viru yang tidak bisa dikultur.
• Jika didapatkan IgM dengan atau tanpa IgG berarti telah terjadi infeksi akut. Sedangkan bila didapatkan IgG dengan IgM berarti telah terjadi post-infection.
• Segera setelah infeksi afinitas antibody spesifik terhadap antigen sangat lemah, beberapa saat kemudian barulah afinitasnya naik.
• Hubungan antar manifestasi klinis dengan terbentuknya antibody spesifik sangat bergantung pada periode inkubasi. Pada virus dengan inkubasi rendah, onset muncul sebelum antibody muncul. Sedangkan pada virus dengan masa inkubasi 1 bulan atau lebih, antibody spesifik IgG dan IgM muncul bersama dengan onset.
• Reinfection bisa meningkatkan IgG. Sedangkan reactivation infection bisa meningkatkan IgM seperti IgG.
PATHOGENESIS
• Infeksi adalah proses pengenalan genom virus kepada sel. Infeksi dikatakan produktif jika menghasilkan virus infeksius baru. Dikatakan abortif jika tidak menghasilkan agen infeksius baru. Dikatakan laten jika menghasilkan virus infeksius baru dalam waktu yang lama. Tetapi virus laten juga bisa menghasilkan virus infeksius baru melalui latency. Latency merepresentasikan transkripsi dan translasi yang unik.
• Sel dikatakan permissive jika mendukung infeksi yang produktif. Dikatakan non-permissive jika tidak mendukung infeksi yang produktif.
• Infeksi akut menyerang host yang rentan. Infeksi akut bukanlah proses kesetimbangan, tetapi infeksi kronis adalah proses kesetimbangan antara virus dengan host. Selama infeksi akut, respons host dan virus sama-sama berusaha meyelesaikan atau mematikan salah satu, yaitu kematian host atau perubahan ke infeksi kronis.
• Infeksi kronis adalah infeksi lanjutan jika infeksi akut digagalkan oleh respon host. Mekanisme infeksi kronis adalah melanjutkan replikasi, latency, dan reaktivasi.
QUASISPECIES
• Adalah campuran virus dalam host pada satu waktu tertentu. Terbentu dari mutasi. Membantu terjadinya infeksi kronis ketika ada respon imun yag sangat kuat. Polymerase dari RNA virus kurang akurat dalam mengopi template molekul jika dibandingkan dengan DNA virus.
TROPISME
• Kemampuan virus dalam menginfeksi spesifik sel, jaringan atau spesies. Tropisme menghubungan protein dari virus dan reseptor yang ada pada host.
• Dipengaruhi oleh beberapa factor, antara lain:
1. Cara masuk (port d’ entry)
2. Cara spreads (limfatik, neural, hematogenus)
3. Permisivitas pada sel yang spesifik (tergantung reseptor, differensiasi sel, resistensi intrinsic sel terhadap infeksi)
4. Respon imun
VIRULENSI
• Kapasitas relative virus dalam menyebabkan penyakit. Virulensi ini menghubungkan antara infeksi dan timbulnya penyakit.
• Virulensi dipengaruhi kemampuan virus dalam:
a. Tumbuh
b. Invasive
c. Menginfeksi sel
d. Menurunkan respon imun
e. Kemampuan merusak jaringan
INVASIVENESS
Kemampuan virus masuk ke dalam dan merusak jaringan.
VIRAL GEN
Penting untuk replikasi di sel yang permissive. Bisa menyisipkan diri namun tidak semua menentukan pengkodean protein.
Persiapan Melahirkan Per-Vaginam dan C-Section Saat Pandemi
4 tahun yang lalu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar