Mesir, di ambang revolusi..
Seminggu lebih, Mesir sedang dalam keadaan yang tidak biasa.
Warganya, terutama kaum muda, melakukan aksi besar-besaran turun ke jalan, meminta turunnya Presiden Husen Mubarak yang telah berkuasa hampir 30 tahun, menuntut penuntusan pemerintahan yang korup, pembebasan kemiskinan, serta kebebasan berpendapat.
Semua orang pun setuju jika tiga puluh tahun merupakan waktu yang terlalu panjang bagi seseorang memendam kekecewaannya. Begitu pula rakyat mesir, 30 tahun menjadi ambang batas kesabaran mereka.
Tak bisa dipungkiri, aksi demonstrasi di Mesir ini sedikit banyak mengikuti keberhasilan Revolusi di Tunisia yang disebut Jasmine Revolution (Revolusi Melati) yang berhasil menggulingkan pemerintahan presiden Ben Ali yang juga telah berkuasa terlalu lama pula.
Revolusi di Tunisia ini, diawali oleh aksi bakar diri yang dilakukan oleh salah seorang warga. Hal ini dilakukan tatkala polisi setempat berniat menyita dagangannya. Telah terkenal, bahwasannya polisi di (jazirah) Arab dikenal tidak membela rakyat kecil, justru sebaliknya. Tak tahan dengan segala penindasan, dia menyiramkan bensin ke sekujur tubuhnya dan membakar diri di hadapan banyak orang sebagai bentuk protes.
Aksi ini, ternyata menyentuh hati banyak orang di Tunisia, terutama kaum muda. Reaksi awal muncul dari para pemuda di wilayah korban, kemudian merembet ke kota-kota lain, daerah-daerah lain, hingga ke senatero Tunisia.
Akhirnya presiden Ben Ali berhasil digulingkan, begitu pula istrinya yang dikenal kejam telah melarikan diri ke luar negeri bersama para koloninya yang korup dan gemar mengambil pungli dari warga.
Keberhasilan revolusi melati ini, merembet ke berbagai Negara di semenanjung Arab, yang hampir semuanya mempunyai permasalahan yang sama. Konon, di Mesir juga terdapat aksi bakar diri yang serupa, sebagai awal dari demonstrasi panjang ini.
Sebenarnya aksi bakar diri, merupakan aksi protes khas wanita India, yang menolak dinikahkan paksa pada zaman dulu. Namun sekarang bisa berubah fungsi sejauh ini.
Untuk para penguasa, yang telah merasa berkuasa. Ingatlah, revolusi itu ada. Murni dari rakyat, jika mereka mau. Tunisia buktinya, sebentar lagi, Mesir akan segera menyusul. Indonesia juga bisa saja terjadi, jika kekecewaan itu sudah tak dapat lagi disimpan dalam dada. Masih segar dalam ingatan kan? Masa-masa reformasi di tangan mahasiswa dulu….
Nb:kira-kira, Fahri sama Aisyah ikutan demo di Lapangan Tahrir nggak ya? Atau udah dievakuasi ke Indonesia? Atau masih baca Ayat-ayat Cinta di Al Azar Mesir??hehehe..*just kidding*
Persiapan Melahirkan Per-Vaginam dan C-Section Saat Pandemi
4 tahun yang lalu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar