Melepas orang terbaik untuk terbang bersama angan agaknya cukup memberatkan
mungkin itu perasaan laut membiarkan airnya menguap pergi
semacam pohon yang menggugurkan daun dari rantingnya
seperti senja melepas rona merah angkasa
Bahkan mentari pun tampak sembab karena mengharu
jemari rapuh menggapai-gapai dari ujung bantal
seperti kesialan domino yang terjerembab karena sibuknya mencari sandaran
hingga butir embun tampak berkilauan di pangkal hidung
Andaikan aku punya sayap, kukan terbang jauh melihat indahnya dunia
Ingin kan terbang bersamamu, menemanimu, menengok mimpimu bersama, menggapai angkasa bersama, memeluk mentari bersama
namun aku tak punya sayap seperti milikmu
dan tak kan ku membebanimu
tak ingin ku menjadi alasan kau jatuh
Jika harus turun, harap ku melihat kau menginjak bumi dengan anggun
Ingin ku menjadi yang pertama bertepuk tangan ketika kau menyentuh langit itu
ingin ku menjadi yang pertama tersenyum ketika berhasilmu memeluk matahari itu
ingin ku menjadi yang pertama mendapat lambaian tanganmu ketika akhirnya bisa kau duduk bersama bintang dan bersandar pada bulan
Terbanglah kawan, terbanglah yang tinggi
namun sesekali turunlah ke bumi
sekadar menepuk pundakku
atau menggenggam kelingkingku
Surakarta, 3 November 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar