Sabtu, 23 Oktober 2010

more about bell's palsy

Bell’s palsy merupakan kelumpuhan (relative) mendadak otot-otot wajah sesisi, dapat mencemaskan karena umumnya terjadi tanpa gejala pendahuluan dan menyebabkan wajah miring/mencong, sehingga dikacaukan dengan gejala gangguan peredaran darah otak (stroke). Berbeda dari gangguan peredaran darah otak, kelumpuhan wajah sesisi tidak dibarengi kelumpuhan anggota badan lainnya.
INSIDENS
Prevalensi BP di beberapa negara cukup tinggi. Di Inggris dan Amerika berturut-turut 22,4 dan 22,8 penderita per 100,000 penduduk per tahun (dikutip dari 5). Di Belanda (1987) 1 penderita per 5000 orang dewasa & 1 penderita per 20,000 anak per tahun(6) BP pada orang dewasa lebih banyak dijumpai pada pria, sedangkan pada anak tidak terdauat perbedaan yang menyolok antara kedua jenis kelamin. (Cermin Dunia Kedokteran, 2004)

ETIOLOGI

Kausa kelumpuhan n. fasialis perifer sampai sekarang belum diketahui secara pasti. Umumnya dapat dikelompokkan sbb.
I) Kongenital
1.anomali kongenital (sindroma Moebius)
2.trauma lahir (fraktur tengkorak, perdarahan intrakranial .dll.)
II) Didapat
1.trauma
2.penyakit tulang tengkorak (osteomielitis)
3.proses intrakranial (tumor, radang, perdarahan dll.)
4.proses di leher yang menekan daerah prosesus stilomastoi deus)
5.infeksi tempat lain (otitis media, herpes zoster dll.)
6.sindroma paralisis n. fasialis familial
Faktor-faktor yang diduga berperan menyebabkan BP antara lain : sesudah bepergian jauh dengan kendaraan, tidur di tempat terbuka, tidur di lantai, hipertensi, stres, hiperkolesterolemi,
diabetes mellitus, penyakit vaskuler, gangguan imunologik dan faktor genetik.
.
ANATOMI
N. fasialis bersifat somato-motorik, visero-motorik dan somato-sensorik. Intl it fasialis terletak pada batang otak, menerima impuls dari girus presentralis korteks motorik homolateral untuk otot-otot wajah bagian atas dan kontralateral untuk otot-otot wajah bagian bawah (gambar 1).
Serabut n. fasialis meninggalkan batang otak bersama n. oktavus dan n. intermedius masuk ke dalam os petrosum melalui meatus akustikus internus, tiba di kavum timpani untuk bergabung dengan ggl. genikulatum sebagai induk sel pengecap 2/3 bagian depan lidah. Dari ganglion ini, n. fasialis memberi cabangnya ke ggl. otikum dan ggl. pterigopalatinum yang menghantarkan impuls sekreto-motorik untuk kelenjar salivarius dan kelenjar lakrimalis (gambar 2)

N. fasialis keluar dari tengkorak melalui foramen stilomastoideum memberikan cabangnya untuk mempersarafi otot-otot wajah mulai dari m. frontalis sampai dengan m. platisma.
.
PATOGENESIS DAN PATOLOGI
Hingga kini belum ada pesesuaian pendapat. Teori yang dianut saat ini yaitu teori vaskuler. Pada BP terjadi iskemi primer n. fasialis yang disebabkan oleh vasodilatasi pembuluh darah yang terletak antara n. fasialis dan dinding kanalis fasialis. Sebab vasodilatasi ini bermacam-macam, antara lain : infeksi virus, proses imunologik dll. Iskemi primer yang terjadi menyebabkan gangguan mikrosirkulasi intraneural yang menimbulkan iskemi sekunder dengan akibat gangguan fungsi n. fasialis. Terjepitnya n. fasialis di daerah foramen stilomastoideus pada BP bersifat akut oleh karena foramen stilomastoideus merupakan Neuron Lesion bangunan tulang keras.
Perubahan patologik yang ditemukan pada n. fasialis sbb. :
1)Tidak ditemukan perubahan patologik kecuali udem
2)Terdapat demielinisasi atau degenerasi mielin.
3)Terdapat degenerasi akson
4)Seluruh jaringan saraf dan jaringan penunjang rusak Perubahan patologik ini bergantung kepada beratnya kompresi atau strangulasi terhadap n. fasialis (Sukardi,2004)
Virus herpes zoster secara tradisional dikaitkan dengan sindrom Ramsay Hunt, dengan vesikel kulit khas dan disfungsi cochleovestibular.. Vesiculation mungkin tidak muncul (herpete sine zoster) atau mungkin tertunda pada sampai dengan setengah dari pasien.. sakit dermatomal dan dysaesthesia sebelum vesiculation disebut neuralgia preherpetic dan mungkin satu-satunya indikator klinis yang virus herpes zoster yang terlibat.. 9 Zoster herpete sinus dianggap penyebab hampir sepertiga dari palsies wajah sebelumnya didiagnosis sebagai idiopatik. (Weiner G,2004)
PATOFISIOLOGI
Patofisiologinya belum jelas, tapi salah satu teori menyebutkan terjadinya proses inflamasi pada N Fasialis yang menyebabkan peningkatan diameter N Fasialis sehingga terjadi kompresi dari saraf tersebut pada saat melalui tulang temporal.
Perjalanan N Fasialis keluar dari tulang temporal melalui kanalis fasialis yang mempunyai bentuk seperti corong yang menyempit pada pintu keluar sebagai foramen meatal. Dengan bentukan kanalis yang unik tersebut, adanya inflamasi, demyelinisasi atau iskemik dapat menyebabkan gangguan dari konduksi.
Etiologinya sebagian besar idiopatik, tetapi beberapa penelitian mendukung adanya infeksi sebagai penyebab Bell’s Palsy terutama HSV.
Pada Bell’s Palsy harus dipertimbangkan kemungkinan adanya faktor-faktor lain penyebab kelumpuhan N Fasialis antara lain :
• Aneurisme vertebral, arteri basilaris atau arteri karotis
• Meningitis karsinomatous
• Trauma fasialis
• Meningitis leukemia
• Operasi telinga bagian tengah
• Trauma perinatal
• Tumor pada glandula parotis
• Osteomielitis pada basis kranii

GEJALA KLINIS
• Nyeri dibelakang telinga
• Gangguan sensoris pada daerah yang terkena
• Biasanya didahului oleh URI dan atau infeksi virus lainnya
• Drooling
• Gangguan pengecapan
• Gangguan pendengaran
• Pengeluaran air mata berlebihan

PEMERIKSAAN DAN DIAGNOSIS
• Pemeriksaan fisik:
Kelumpuhan N Fasialis mudah terlihat hanya dengan pemeriksaan fisik, tetapi yang harus diteliti lebih lanjut adalah apakah ada penyebab lain yang menyebabkan kelumpuhan N Fasialis.
Pada lesi supranuklear, dimana lokasi lesi diatas nukleus fasialis di Pons, maka lesinya bersifat UMN. Pada kelainan tersebut, sepertiga atas N Fasialis normal, sedangkan duapertiga dibawahnya mengalami paralisis.
Pemeriksaan N Canialis lainnya dalam batas normal.
• Pemeriksaan laboratorium:
Tidak ada pemeriksaan laboratorium yang spesifik untuk menegakkan diagnosis Bell’s Palsy.
• Pemeriksaan radiologi:
Pemeriksaan radiologi bukan indikasi pada Bell’s palsy. Pemeriksaan CT Scan dilakukan jika dicurigai adanya fraktur atau metastasis neoplasma ke tulang, stroke, skleloris multipel dan AIDS pada CNS.
• Pemeriksaan elektrofisiologi:
Pemeriksaan Elektrofisiologi untuk mengetahui fungsi N Fasialis jarang dilakukan.

DIAGNOSIS BANDING
• Tumor jinak skull
• Aneurisma serebral
• Meningioma
• Sklerosis multipel


PENATALAKSANAAN
Pada keadaan darurat terapi yang dianjurkan adalah farmakologis:
1. Steroid: Prednisone 1 mg/KgBB/hari PO selama 7 hari
Masih kontroversi, beberapa penelitian menunjukkan adanya keuntungan tapi di lain pihak mengatakan tidak ada gunanya.
2. Antivirius: Acyclovir 20 mg/KgBB/hari PO
Dapat dipertimbangakan karena beberapa peneliti menyatakan virus sebagai penyebab Bell’s Palsy.
3. Perawatan mata: untuk menghindari terjadinya kekeringan kornea dan trauma benda asing, maka diberikan air mata buatan, salep mata selama tidur dan kacamata untuk menghindari sinar matahari dan benda asing.
Bila kondisi penderita sudah stabil, penanganan rehabilitasi medis dapat segera diberikan.

KOMPLIKASI
Sebagian Bell’s Palsy akan membaik tanpa deformitas, tetapi 1/3 penderita dapat mengalami sekuele berupa:
1. Regenerasi motorik tidak lengkap.
Dengan tanda epifora, inkompeten oral dan obstruksi nasal.
2. Regenerasi sensorik tidak lengkap.
Dengan tanda disgeusia (gangguan pengecapan), ageusia (kehilangan pengecapan), disesthesia (kehilangan sensasi atas stimulasi).

PROGNOSIS
1. Pemulihan lengkap tanpa gejala sisa
2. Pemulihan tidak lengkap pada fungsi motorik, tetapi tidak ada defek pada kosmetik
3. Kecacatan menetap yang nyata (Darto Suharso)

http://www.google.co.id/imglanding?q=bell%27s+palsy&hl=id&biw=1024&bih=390&gbv=2&tbs=isch:1&tbnid=zZGEPNi5XPLM5M:&imgrefurl=http://www.consumerreports.org/health/conditions-and-treatments/bells-palsy/what-is-it.htm&imgurl=http://www.consumerreports.org/health/resources/images/conditions/bells-palsy-woman_default.jpg&zoom=1&w=190&h=280&ei=73_DTPKrOorCsAPvy-WYDA&iact=hc&oei=mH_DTPr0AoumsQPg4KDYCw&esq=4&page=1&tbnh=130&tbnw=87&start=0&ndsp=12&ved=1t:429,r:2,s:0

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
blogger template by arcane palette