detak berdetak di dada
seperti pemandu sorak yang memberi tarian semangat untukku
Pagi kubuka mata
mereka ada seperti mentari yang menyandar langit
namun embun seakan enggan mengecup pagi mengiring sepi
dan senja pun tampak nanar mengganti mata
Pernah ada gemerlap pesta dalam sekian pasang mata
namun seperti roda yang berputar, pesta pun telah usai
tak ada dentuman musik dan goyangan pinggul yang riang lagi
menyisakan setitik api lilin di ujung sumbu
yang agaknya masih cukup mampu membakar habis semua yang tersisa
Dia mencintaimu seperti pagi yang menyapa malam
tak pernah bertemu
Dia menyayangimu seperti embun yang terseok-seok datang ke bumi
namun hilang begitu saja beriring mentari
Dia mendambamu seperti bunga rumput di tepi jalan
diinjak begitu saja oleh roda-roda becak
Di sini, di atas bumi, di bawah langit, di dalam jantung
ia menunggumu
bersama detik dan detak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar