Jumat, 30 Desember 2011

Mencintai itu Menguatkan #bangku1

#cumanaksirunite

1      Aku dan Rando, berteman baik sampai saat ini ,satu sekolah sejak SMP,SMA, dan mulai mengenal sejak SD.Aku sering merasa cuma aku yang mengenal Rando, semuanya dari luar sampai dalam. Begitu pula dia.
2.       Dulu, sebelum dia menemukanku, aku hanyalah gadis arogan yang tak tahu bagaimana cara berkawan.Tapi dia selalu mengucapkan “Kamu nggak akan sanggup menjalaninya sendiri”. Dan terus menemaniku, apapun keadaanku.

3.       Semakin bertumbuh, semakin dewasa, takdir rupanya masih enggan memisahkan persahabatan kami. Menginjak remaja kami saling menguatkan satu sama lain. Kadang kita terlalu sama, kadang kita tampak terlalu berbeda.

4.       Kadang kami terlalu berbeda. Rando sangat rupawan, rasanya cukup dia berjalan semua wanita akan jatuh cinta. Dia cukup pandai menempatkan diri, dia punya banyak kawan, dia bisa bercanda dan tertwa dengan siapa saja. Dia bisa membuat mungkin hampir semua orang menyukainya. Sedangkan aku, cukup susah bergaul dengan orang lain, setiap kali aku mencoba bercanda dengan orang-orang, hanya sedikit yang bisa memahami dan tertawa bersamaku. Namun, lagi-lagi dia menyelamatkanku. Dia adalah satu-satunya orang yang bisa selalu tertawa dengan segala leluconku. Walau aku tahu, terkadang dia tidak paham dengan apa yang aku bicarakan. Tapi dia selalu tertawa. Tertawa dengan kencang. Ah, Rando yang baik.

5.       Tetapi kadang kami juga terlalu sama. Keluarga kami sama-sama mengalami masa-masa sulit saat itu. Ya, Ayah kami sama-sama mengalami tuduhan kasus korupsi di kantor. Bagi remaja yang baru tumbuh, itu merupakan saat sulit. Beruntung kami bersama, saling menguatkan. Ketika merasa tak sanggup bertemu kawan-kawan di sekolah ada seorang sahabat yang berjalan di sampingmu. Ketika tak sanggup mengangkat kepalamu ketika berjalan di lapangan basket di tengah halaman sekolah, ada seseorang yang berjalan di sampingmu dengan tegap. Ketika tak ada seorang anakpun yang mau menunggu bus sekolah bersamamu, ada seseorang yang mau menunggu di sebelahmu sekalipun dia membawa sepeda. Tidak pernah ada yang lebih baik dari itu.

6.       Kisah cinta kami juga sama. Walaupun dia rupawan, tapi untuk masalah percintaan dia juga kurang beruntung, dan aku rasa tidak banyak yang tahu, bahkan tak banyak yang menduganya. Rando sangat menyukai teman SD-nya, anak komplek kami juga namanya Dira. Dira cantik, pintar dan menarik. Nampaknya Dira juga menyukai Rando, tapi rupanya Rando terlalu lama berfikir dan Dira terlalu lama menanti. Akhirnya Dira pacaran sama kakak tingkat kami, Kak Adon. Rando yang tampak tegar di luar, ternyata tak sekuat itu. Dia tetap menunggu Dira, sekalipun Dira sekalipun tak pernah terlihat rebut dengan Kak Adon.

7.       Sedangkan aku, sudah bisa ditebak dengan cara bergaul seperti dulu, tak banyak lelaki yang bisa dekat denganku. Rando adalah satu-satunya lelaki yang bisa dekat denganku. Tentu saja tak bisa dipungkiri aku jatuh hati pada Rando. Sementara Rando setiap hari setiap saat selalu membicarakan Dira. Dan aku, sebagai sahabat yang tahu betul Rando tentu hanya bisa memberikan dukungan dan berdoa semoga dia bisa berjodoh dengan Dira.

8.       Saat Rando bertanya adakah orang yang aku suka, tentu sangat bodoh jika aku bilang tidak ada di masa SMA seperti itu. Rando tentu curiga dan menganggap aku tidak jujur, tapi kalau aku jujur itu lebih tidak mungkin. Lalu aku sebut saja nama seorang teman kami, Artha yang dulu sedang santer digosipkan teman-teman dengan aku.

9.       Itulah kisah cinta kami masing-masing waktu SMA. Kami saling menguatkan satu sama lain untuk tetap bertahan dengan keyakinan masing-masing, bahwa kebahagiaan akan datang nanti. Bahwa orang yang kami cintai akan datang kepada kami.

10.   Dan akhirnya kami melanjutkan pendidikan di tempat  yang berbeda. Dia masuk arsitektur di bandung, dan aku masuk kedokteran di Jogja. Pertemanan sudah tidak seintens dulu, tapi kami selalu menyempatkan bertemu tiap liburan semester. Yah, sekarang kami hanya bertemu setahun dua kali.

11.   Sampai kuliah berjalan 1 tahun, akhirnya untuk pertama kalinya Rando jadian dengan teman seangkatannya di Bandung. Lega, akhirnya dia merelakan Dira dan menyerah dengan kenyataan. Tapi sedikit sakit, bahwa akhirnya aku juga harus mengalah dengan kenyataan.

12.   Sekarang, Rando dengan Ista, ceweknya itu udah jalan dua tahun. Rando sudah pernah mengajak Ista ke rumah mengenalkannya pada aku, sahabatnya, beitu dia menyebutku. Dan waktu berjalan begitu saja, aku dengan duniaku dia dengan dunianya. Sesekali kamu bertemu dan saling berbincang.

13.   Sampai akhirnya hari itu, hari ulang tahuhku, 5 Mei. Keluar dari fotokopian di area kampus, aku melihat sosok mirip Rando. Semakin mendekat, dia lantas menyerangku dengan gerakan-gerakan bela diri yang sempat aku ketahui dulu waktu SMA. Sambil tersenyum, aku hanya bisa melakukan gerakan defensif, sampai akhirnya tanganku terpiting ke belakang dan dia meletakkan sesuatu seperti tangkai bunga di tanganku sambil berkata “Happi birthday Kani”. Rasanya air mata udah mulai menetes waktu itu, ya itulah hal paling manis yang bisa diberi Rando untuk aku. “eh, ada kejutan lagi Kan” tak lama setelah itu Ista, ceweknya, datang dan membawa kue ulang tahun yang cantik. Agak sedikit sakit di dada waktu itu. Setelah berbincang-bincang sebentar mereka pamit, karena memang harus segera balik ke Bandung.

14.   Di tempat kuliah ini aku punya sahabat baru, tapi kali ini cewek, namanya Sirda. Sirda tau semua mengenai Rando. Tapi sayang tadi belum sempat aku kenalin dengan Rando. Dia mendekatiku dan bertanya “kamu bisa beladiri juga? Kok nggak pernah cerita? Itu tadi Rando?” awalnya aku cuma tersenyum, sambil mengingat masa lalu, kuceritakan beberapa hal yang belum sempat aku ceritakan pada Sirda.

15.   Rando adalah atlet beladiri sewaktu SMA. Dalam satu minggu dia bisa latihan 3-4 kali di sore hari. Aku sering datang menemaninya,atau sekedar melihatnya. Dari situ aku mulai hafal gerakan dasar yang paling sering dilakukan rando. Bertahun-tahun melihat dia melakukan gerakan yang sama aku ikut menemukan gerakan pertahanan jika aku berdiri sebagai musuh Rando. Rando menyadari itu dan dia mulai sedikit mengajariku, tentang teknik pertahanan. Orang yang melihat mungkin mengira aku bisa beladiri, padahal aku hanya menghafal gerakan Rando dan mengantisipasi setiap gerakan tersebut. Jika orang lain yang berhadapan denganku dan menyerangku, tentu aku tidak bisa melakukan gerakan apapun selain jadi babak belur.

16.   Itulah yang selalu aku kenang sampai saat ini, bagaiman cinta bisa membuat kita menjadi lebih baik, mempelajari lebih banyak dan lebih baik. Itu pula lah yang aku yakini selama ini, mencintai tidak selalu menyakitkan. Mencintai itu menguatkan. Sekalipun kita tidak selalu mendapatkannya.
J
*cerita fiksi belaka, jika ada kesamaan tanpa ada unsur kesengajaan, dibuat untuk ikutan blog posting #cumanaksirunite @hurufkecil *


2 komentar:

 
blogger template by arcane palette